Jumat, 21 Oktober 2011

Nasihat tanpa Kata-kata




"Agak panjang ceritanya, karena biar tergambar situasi sebenarnya, semoga bermanfaat"


  Hari itu mungkin akan menjadi hari yang tidak akan pernah aku lupakan.
dikarenakan sudah membuat janji sehari sebelumnya, pagi-pagi aku sudah harus berangkat ke UGM untuk sekedar mencari hal baru (niatnya sih begitu) di 'SanMor' bersama ketiga temanku. Kali ini yang ikut andil adalah Asa, Frischa, dan Elga. Setelah tadi malam kami sekeluarga BEM FKIK UMY mengadakan acara makan-makan sederhana di rumah kontrakanku, karena memang kami sedang rindu berkumpul, dari yang periode sebelumnya dengan periode menjabat sekarang, Albana sebagai Gubernur BEM, yang baru beberapa bulan yang lalu jabatan itu masih tersemat pada diriku.

  Aku terlambat, janjian jam 7 pagi, tapi motor untuk berangkat belum ada! karena dipinjam rahman dan belum kembali. akhirnya Frischa dan Elga yang sudah menunggu di dekat kos mereka, berangkat duluan setelah aku meminta mereka untuk tidak menungguku. alhamdulillah dua menit kemudian motorku datang. segera aku tancap gas menyusul mereka berdua tanpa lupa menghampiri saudaraku yang satunya, Asa. yah.. baru bangun dia, alhasil harus menunggu sebentar untuk cuci muka dan siap-siap.
Sampailah kami di 'SanMor', kami janjian bertemu di MasKam UGM dan kemudian jalan-jalan 'menikmati' ramainya pasar minggu pagi di UGM. Jalanan memang benar-benar penuh penjual dan pengunjung. ungkin inilah pasar minggu pagi paling rame se Jogja. Tapi aku malah bingung, mau nyari apa di sanmor?, karena yang saya amati banyak pedagang yang menjual jenis barang yang sama, dan belum ada yang membuat saya tertarik, karena yang dijual semacam tas, dompet, ikat pinggang, pakaian mode, batik, dsb. tapi ada satu hal yang membuat saya tertarik, yaitu mainan burung yang bisa terbang sendiri hanya dengan mengepakkan sayapnya, bukan dengan baling-baling. Apanya yang menarik? tentu saja, karena yang sering saya lihat di internet adalah robot2 yang dibuat mirip dengan burung, benar-benar menggunakan teknology canggih. pengembangannyapun sudah tidak menggunakan kekuaan baling2 untuk menerbangkan robotnya, tapi benar-benar menggunakan gerakan sayap. dan tentu saja dengan menggunakan teknologi tinggi. Tapi di sini, di SanMor teknik itu menggunakan teknologi sederhana, tanpa motor, tanpa baterai, haha.. itulah ajaibnya indonesia.
     Oiya ada satu lagi yang menarik bagi saya. Warung makan! maklum karena perut belum diisi dari pagi. hehe..!

       Mulailah kami mencari-cari tempat makan, dan yang kami dapati sungguh banyak pilihan warung makan tersedia di SanMor, karena banyak yang dijajakan dan banyak tawaran. gak mau bingung-bingung, akhirnya kami meutuskan warng makan yang ada di depan kita, sudahlah, sudah berontak nie perut hehe... Tanpa dinyana-nyana ternyata warung yang kami kunjungi adalah milik Ibu kantin di Kampus kami. yah.. ke UGM ketemunya ibu ini juga. emang, jogja sempit ya.. :D.
     Setelah selesai makan kami keluar dan ternyata kami bertemu dengan beberapa kakak angkatan yang juga sedang jalan-jalan di SanMor, dari tiga orang, hanya satu yang aku kenal, mb M****a Kedokteran Umum 2005. lainnya gak tau, hehe.. hanya elga dan frischa yang mengobrol dengan mereka. aku hanya menyapanya dengan senyum dan salam. tapi walaupun belum pernah mengobrol dengannya, tapi kami sama-sama tau dan kenal walau tanpa berucap. (setidaknya itu anggapan saya.. hehe.. semoga benar *bilang aja malu :p | gak yo.. enak aja! | )

         Kamipun akhirnya memisahkan diri, karena Elga dan Frischa mau berlanjut hunting buku, dan aku dengan Asa berniat mengikuti seminar tentang Properti Syariah di Maskam. Aku mengikuti seminar dengan penuh semangat ketika bp. Nasrullah memaparkan kisah Umar Bin Khattab dengan kekayaannya, dan tentang bisnis yang beliau geluti. Benar-benar membangkitkan semangat untuk terus berdakwah. Sampai suatu saat ada pertanyaan yang dilontarkan pemateri tentang apa yang disampaikan tadi. dan saya pun memberanikan untuk angkat tangan. dan (AHA! mimpi apa gue semalam??) Alhasil dapet doorprize al-qur'an "Miracle, the reference" seharga 300 Ribu, dengan modal tiket seminar gratis. what a big day?! Alhamdulillah.

        Setelah seminar selesai, dilanjutkanlah perjalanan kami ke toko buku Togamas di jalan Affandi Gejayan. target yang kami cari adalah "Sang Alkemis"nya Paulo Choelho, tapi ngak ada juga ternyata, stock kosong terus. buku inilah yang menjadi incaran kami seminggu ini! alhasil setelah searching2 saya memutuskan untuk membeli Indonesia The Camphions. pencarian Sang Alkemis pun berlanjut ke shopping. Tapi kali ini karena sudah siang menjelang sore, perut kami yang tadi pagi diisi sudah protes meminta asupan gizi lagi. Maklum, mungkin cari-cari buku di togamas walaupun cuman jalan-lihat-baca-jalan banyak menguras tenaga kami. hehe... Spesial Sambal menjadi pilihan kami untuk memenuhi asupan energi di siang hari.
      Belum juga selesai kami santap makan siang, titik-titik besar air hujan turun dari langit yang nampak gelap. hujan!. Bresss.... hujan datang langsung dengan derasnya, jadilah kami 'berlama-lama' berada di warung makan. Sampai waktu ashar tiba. Untunglah tepat di samping rumah makan ini ada masjid, mampirlah kami shalat dan istirahat dengan minta tolong kepada bapak parkir untuk memayungi kami sampai di Masjid.

            Setelah kami kira cukup reda, perjalanan kami lanjutkan ke shopping, Sekalian kataku, sudah terlanjur basah. di shopping ini kami benar-benar berharap dapat menemukan buku yang sudah seminggu ini kami cari-cari (sang alkemis) di salah satu puluhan kios buku yang nampang di shopping. mulai dari licinnya lantai atas, sampai ramainya lantai dasar kami sambangi. rasanya sudah puluhan kios kami tanyai apakah ada buku sang alkemis dan semua menjawab stock habis mas. Mungkin emang udah gak dicetak lagi batinku. Tapi aku belum menyerah, entah sudah kios yang keberapa, aku berhenti untuk bertanya kembali, karena bosan dengan jawaban "kosong mas" maka aku hanya melihat-lihat buku yang dipajang, memastikan bahwa mungkin saja sang alkemis terselip di antara ratusan buku yang dipajang di depan kios itu.
          Masih dalam posisi berdiri dan melirik satu persatu judul buku yang menghiasi kios itu, tiba-tiba muncul seseorang dari samping kananku sambil menyodorkan selembar kertas. Kata-katanya yang keluar tidak kalah cepat dengan tangannya yang menyodorkan kertas putih entah bertuliskan apa.
         "Maaf mas, mas sering ke shopping?".
          owh
          "akhwat!" batinku. pakaiannya yang rapi, sopan menutup aurat dan jilbabnya yang lebar memastikan otakku mengklasifikasikannya demikian. Dengan agak terbata karena mendengar pertanyaan yang aneh ini. kenal juga belum, permisi tapi juga langsung tanya, aku hanya menjawab
          "hm.. ngak mb".
           "kalau dua sampai lima kali" pertanyaan selanjutnya langsung keluar dari mulutnya seolah menyerangku.
           "hm.. maksudnya dalam berapa bulan atau tahun?" tanyaku balik karena merasa aneh dengan pertanyaannya.
           "ya.. seumur hidup, selama ini".
            "hm.. iya, ada".
           "Oke kalau begitu mas bisa minta tolong mengisi kuisioner ini?" dia langsung melirik ke kertas yang sudah sedari tadi disodorkan di depanku.
           "owh iya,"
           "Bisa bisa" aku langsung tersadar, oh.. mb nya pasti lagi ngerjain skripsi nih, batinku. blm selesai juga bilang, orang tadi menimpali dengan
           "ini untuk penelitian skripsi saya mas".
            Asa yang dari tadi berada di dekatku juga langsung dicerca dengan pertanyaan yang sama. dengan nada yang khas dia nyeletuk atas pertanyaan yang diajukan mbnya tadi
           "Beeerrcandaaaa mb nya.. ya pernah lah kalau cuman dua sampai lima kali".
            Aku sieh tak begitu mempersoalkannya, hanya senyum tak simetris yang keluar menanggapi omongan temanku ini. Aku langsung konsen pada pertanyaan yang ada di hadapanku. Dengan cepat aku langsung menjawab poin-poin pertanyaan yang ada, ada satu pertanyaan yang tidak begitu aku pahami maksudnya, dan akupun bertanya dengan orang ini tadi, apa maksud poin pertanyaannya. Aku menoleh ke arah orang ini, dan dia pun menjelaskan maksudnya. saya pun paham kemudian segera melanjutkan mengisi kuisioner. Tapi ada hal yang tidak biasa disini, entah kenapa, tapi ketika aku melihat ke arah nya. seolah tatapan matanya lebih berani daripada tatapan mataku. seolah Ia menyerang sedangkan aku yang diserang. seolah aku tunduk, tak berani lagi, dan mengalihkan pandangan. segera aku selesaikan jawabanku dan melengkapi identitas responden.
        Karena kesediaanku untuk menjawab pertanyaan kuisioner, aku mendapatkan souvenir kecil gantungan kunci berupa miniatur baju batik.
         Aku coba sempatkan untuk membaca halaman awal dari kuisioner itu, sambil menungu Asa yang nampaknya serius sekali dengan kuisionernya. Siapa tau ada informasi yang berguna. Aku mencoba cari tau di jurusan apa mb nya ini kuliah. Ternyata tertulis dari fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. skripsi yang dibuat sebagai syarat akan gelar S1nya. sembari membaca, dengan gayanya yang unik dan khas 'hanya milik asa' asa mencoba memecah kesunyian,
         "Angkatan berapa mb?". aku tidak memandangnya tapi dari suara yang dia ucapkan dia menjawab sambil tersenyum
          "lha.. kira-kira angkatan berapa?".
           masih dengan gayanya asa membalas
          "Lho.. saya ya ngak tau, makanya tanya".
          "hehe.. dua ribu tujuh, memangnya kenapa mas".
          "hm.. soalnya sepertinya bukan asli dua ribu tujuh.. iya kan?" dengan PeDe nya asa nyeletuk, aku yang ada di dekatnya bahkan malu mendengar nya, haha.. ada2 aja nie anak tanyanya.
          "Dua ribu tujuh!" mb nya mencoba memastikan lagi".
          Oke.., selesailah kami mengisi kuisioner yang ada, dan sudah cukup senang mendapat souvenir dan ballpoint gratis dari mbnya. Hanya kurang dari lima menit kami selesai mengisi kuisioner yang diberikan. kemudian kamipun beranjak pergi setelah orang tadi mengucapkan terimakasih kepada kami. kami jadi teringat akan KTI kami yang terbengkalai. sama-sama angkatan dua ribu tujuh, tapi tempat ku belum mbagi kuisioner juga, batinku. Oke tak apalah, mari kita tatap masa depan.
          Tapi ada sesuatu yang berbeda, ada pesan yang seolah disampaikan orang tadi kepadaku tanpa kata-kata. walau mungkin dia sendiri tidak berniat memberikan pesan tersebut, tapi aku percaya, ada!. entah Allah yang mengirimnya untuk mengingatkanku. tapi melihatnya saja, -yang hanya beberapa detik tadi- mengingatkanku akan betapa banyak kelalaian yang ku perbuat selama merantau di jogja. Kq bisa?? Angkatan kita sama, dan mungkin juga umur kita sama, tak jauh bedalah intinya. tapi dia sepertinya memiliki tingkat ketaatan yang jauh lebih tinggi daripada aku. setidaknya itu yang aku pikirkan, bagaimana aku bisa tau?? dari matanya! ya..! dari tatapan matanya aku melihat. pandangan yang mengambarkan bahwa Dia yang sekarang merupakan hasil dari perjalanan panjang dilalui dengan berbagai perjuangan, kekuatan keyakinan dan kesabaran. Tatapan mata yang mengambarkan pencapaian kematangan ruhiyah yang ia miliki sekarang tidak dicapai dengan instan. Tapi penuh rangkaian tahapan. mungkin agak sedikit berlebihan, tapi itu yang aku rasakan.
          Sebenarnya, aku tak tahu pasti apa yang saat itu aku rasakan, ketika aku tak berani mengadu pandangan untuk yang kedua kalinya. dan ketika aku tak mampu berkata-kata banyak di 'lima menit' yang singkat tadi. Tapi aku percaya, Engkau menngingatkanku lewat dirinya, walau tanpa dia sadari. tiba-tiba.. deg. aku berhenti sudah di muka tangga meninggalkan shopping. sepertinya aku larut dalam bayangan pikiranku akan hal tadi. perempuan tadi siapa namanya. haduh.. kq bisa ngak tanya namanya. tanganku langsung menghampiri pundak asa yang ada di depanku.
          "Knapa kita tadi ngak tanya namanya?" dengan nada yang terkesan terlihat kecewa, aku mencoba konfirmasi ke sahabatku yang satu ini. dia hanya menoleh sebentar dan kemudian berpaling lagi sambil terdengar "ehhmmmmm..." dari mulutnya.
waduh.. kq tadi ngak tanya ya.. aku masih saja sedikit kecewa karena tidak mengetahui orang yang mungkin tidak aku lupakan. karena telah menjadi perantara pengingatku. tapi tak apalah.. aku tidak perlu tahu siapa namanya, tapi yang penting aku bisa mengambil pelajaran darinya dan dari kejadian 'singkat tadi', aku bisa menangkap pesan yang dia 'sampaikan'. aku bisa mendapat nasihat darinya walau tanpa berkata-kata. karna itulah yang sebenarnya lebih penting.

          Pertanda! tiba-tiba kata itu muncul dalam otakku. ya.. mungkin ini pertanda yang harus aku perhatikan. (Maklum.. akhir-akhir ini kerasukan kata-kata pertanda dari sang alkemis). selama ini sudah banyak nasihat yang diberikan kepadaku, entah yang datang dari seorang ustadz, seorang sahabat, teman, dan lain sebagainya. tapi tak banyak yang masuk ke dalam hati. tapi kali ini ada sebuah nasihat yang menyentuh hatiku justru tanpa kata-kata, tanpa ucapan, dan tanpa penjelasan, hanya dari pandangan. pandangan seorang taat. ya Inilah cara Allah menyampaikan hidayah dan petunjuk pada hambanya.. ia bisa datang dari mana saja, dari siapa saja, dan kapan saja. dia yang Maha berkehendak. Thats it!
Setelah itu aku pulang mengantarkan asa ke rumah dengan kondisi yang masih hujan rintik-rintik lebat. karena tidak membawa tas yang cukup besar, akhirnya aku tenteng Qur'an yang sedikit lebih besar dibanding Fisiology Guyton itu dengan tangan ku. Alhamdulillah plastiknya masih utuh, jadi tidak takut basah terkena hujan. Bagaikan pahlawan yang bertarung berdarah-darah. hahay lebay... aku menembus hujan dengan sepeda motor tanpa memakai mantel dengan al-qur'an di tangan kiriku, seperti sesuatu yang harus aku lindungi dan selamatkan hingga sampai tujuan (di film2 action sirh gitu, hehe). Kali ini dengan semangat baru, dengan semangat perubahan, bukan teori lagi, bukan kata-kata lagi. aku menerimanya, dari seseorang yang aku tidak tahu pasti namanya, Nasihat tanpa kata-kata. bermakna!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar